Senin, 03 Juni 2013

Formal Safety Assessment



Formal Safety Assessment atau yang biasa disebut dengan FSA merupakan suatu struktur dan metodologi sistematik yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan maritim. Keamanan maritim disini termasuk diantaranya adalah perlindungan hidup, kesehatan, serta berbagai macam peralatan dan bahan-bahan yang banyak digunakan di bidang maritim. FSA dilakukan dengan cara menggunakan analisa resiko dan pertimbangan untung rugi dari biaya yang akan kita keluarkan. FSA juga dapat digunakan sebagai alat untuk membantu dalam evaluasi dari regulasi atau aturan baru yang ditujukan untuk keamanan maritim dan perlindungan lingkungan marine atau membuat perbandingan antara aturan yang sudah ditetapkan atau yang baru akan dikeluarkan. 

FSA dilakukan dalam 5 tahap yaitu :
  1.   Mengidentifikasi berbagai bentuk ancaman yang mungkin terjadi. Jadi pada langkah pertama ini kita harus membuat daftar berbagai macam kemungkinan bahaya serta ancaman yang dapat terjadi pada dunia marine dan maritim. Daftar tersebut juga disertakan dimana kemungkinan bahaya itu terjadi. 
  2. Langkah yang kedua adalah melakukan evaluasi dari berbagai macam ancaman dan bahaya tersebut. Dengan ini kita bisa mengantisipasi langkah apa yang seharusnya kita ambil untuk menangani dari berbagai macam faktor bahaya tersebut. 
  3. Pemilihan control penanganan terhadap resiko atau bahaya yang mungkin terjadi. Jadi kita tidak sembarangan menentukan langkah apa meminimalisir bahaya yang mungkin terjadi karena jika kita salah dalam pemilihan langkah yang kita gunakan, bukannya mengurangi resiko dari bahaya tersebut melainkan akan menambah bahaya baik itu bagi diri kita maupun bagi lingkungan. 
  4. Langkah yang berikutnya adalah menganalisa besar kecilnya biaya pengeluaran serta hasil yang akan kita terima yang berhubungan dengan peningkatan keamanan diri tiap personal maupun lingkungan sekitar. Jadi analisa ini sangat penting karena kita juga harus memperhitungkan dengan tepat besarnya biaya yang kita keluarkan apakah sebanding dengan nilai keselamatan yang akan didapat. Jika tidak, maka dapat dikatakan kita telah melakukan investasi sia-sia dan sebaiknya tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk memasang system keamanan demi peningkatan keamanan kita dan orang lain. 
  5. Langkah yang terakhir adalah memberikan rekomendasi untuk membuat keputusan apa saja yang kita butuhkan untuk meningkatkan tingkat keamanan, apa sudah sesuai dan cocok dengan lingkungan dan orang-orang yang ada didalamnya, serta apakah biaya investasi dari system yang akan dipakai sudah sesuai dengan keamanan dan keselamatan yang akan kita terima baik itu jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Pengaplikasian dari FSA mungkin  relevan untuk diajukan kepada pengatur atau pengontrol yang telah mencapai kesimpulan mengenai batas waktu pembayaran kepada industry maritime. Metodologi FSA dapat diterapkan oleh anggota pemerintahan atau organisasi dalam status kekeluargaan dengan IMO. Ketika mengajukan perubahan atau amandemen untuk keamanan maritime, pencegahan polusi dan berbagai respons yang berhubungan dengan IMO, analisa kesimpulan dari berbagai proposal atau seorang komite berfungsi sebagai pemberi  perintah untuk menyediakan keseimbangan dari aturan framework. Selain itu juga untuk mengidentifikasi prioritas dan mengenai tempat serta untuk menganalisa keuntungan dan kesimpulan dari perubahan pengajuan proposal.

Hal diatas menunjukkan bahwa FSA harus dapat diterapkan pada seluruh keadaan tapi pengaplikasiannya dapat relevan untuk diajukan dimana mungkin kesimpulan akhir dari kondisi yang ada masih jauh dari yang diharapkan. Naik itu dalam cost atau biaya yang dikeluarkan maupun hal yang lainnya. FSA juga dapat berguna pada keadaan dimana kita membutuhkan untuk mengurangi berbagai macam resiko tapi membutuhkan keputusan yang tepat dengan apa yang dilakukan dengan tidak mengabaikan perhatian kita terhadap project yang kita hadapi. Pada keadaan ini, FSA memberikan kejelasan persepsi kepada anggota pemerintahan mengenai wilayah proposal serta diikuti sebuah peningkatan keamanan berdasarkan apa yang mereka putuskan.

Setelah mengetahui bentuk ancaman yang mungkin terjadi, kita juga harus mempertimbangkan beberapa pendekatan terhadap masalah-masalah serta bentuk antisipasi dari masalah tersebut yang mungkin dapat dilakukan agar meminimalisir terjadinya bahaya yang dapat terjadi. Ada beberapa penjelasan mengenai hal ini. Penjelasan tersebut akan coba didetailkan seperti penjelasan dibawah.

Luasnya pengaplikasian dari metodologi ini harus seimbang dengan masalah yang terjadi. Tetapi sebelum memulai aplikasi ini secara detail, pengaplikasian diharuskan relevan dengan kemungkinan ancaman dan bahaya dari tipe kapal yang ada agar mencakup semua aspek dari masalah-masalah yang mungkin muncul. Kapanpun ada ketidakpastian, sebagai contoh penilaian tentang kevalidan data yang kurang maksimal, maka ketidakpastian ini harus benar-benar menjadi bahan pertimbangan kita dalam menggunakan FSA agar tepat guna dalam pemilihan system keamanan yang mungkin digunakan.

Karakteristik dari bahaya dan resiko yang mungkin akan timbul, keduanya harus bersifat kualitatif dan kuantitatif serta keduanya harus memiliki penjelasan da perhitungan yang konsisten dengan data yang tersedia. Selain itu, bahaya dan resiko yang mungkin terjadi juga harus cukup luas untuk mencakup batasan atau area yang luas mengenai beberapa opsi untuk mengurangi atau meminimalisir adanya resiko maupun bahaya tersebut.

Selanjutnya, pendekatan awal terhadap hal yang dianggap paling penting harus digunakan. Hal ini dapat menjamin bahwa analisa yang dilakukan dengan tidak sesuai kaidah yang dibenarkan harus diabaikan dengan menggunakan cara atau alat yang cukup simple untuk menjalankan analisa awal, sehingga hasil yang didapatkan dapat digunakan untuk mensuport pengambilan keputusan. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila support yang diberikan sejalan dengan keputusan yang kita ambil. Apabila tidak, maka kita harus menganalisa jangkauan masalah secara lebih mendetail. peringkasan dari berbagai macam data akan sangat berguna sebagai persiapan dalam pembelajaran masalah secara detail. 

Ketersediaan data-data penitng yang cocok untuk setiap langkah dari FSA merupakan suatu hal yang sangat penting. Ketika data yang dipakai tidak tersedia, penilaian secara maksimal, bentuk dan simulasinya dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Pertimbangan harus juga diberikan kepada data-data tersebut yang mungkin telah siap digunakan oleh IMO (international Maritime Organisation) dan secara potensial dapat mengembangkan data-data tersebut dalam pengantisipasian dari penggunaan atau implementasi dari FSA.

Data mengenai laporan kejadian tentang kesalahan dan kegagalan operasional mungkin menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi pembuat aturan agar lebih proaktif dan menerapkan system efektif cost dalam implementasi dari FSA tersebut. Penilaian tentang jumlah atau nilai data yang telah dikumpulkan harus diikutkan agar identifikasi mengenai ketidakpastian seperti di awal tadi dan batasan-batasan masalah yang yang diterapkan dapat ditempatkan atau digunakan pada data yang telah tersedia.

Sebelum melakukan identifikasi mengenai berbagai ancaman maupun bahaya yang mungkin terjadi, kita harus mengetahui batasan-batasan masalah yang akan kita hadapi. Pembahasan yang akan diberikan dibawah ini akan lebih ditekankan batasan-batasan yang diberikan pada kapal yaitu diantaranya :
1.      Kategori kapal
2.      System maupun fungsi pada kapal
3.      Ship operation
4.      Berbagai pengaruh luar pada kapal
5.      Accident category
6.      Risk assessment consequency

Batasan yang pertama yaitu mengenai kategori kapal. Batasan mengenai kategori kapal ini sangatlah penting karena hal ini juga akan mempermudah kita dalam melakukan analisis dan identifikasi dari bahaya apa yang mungkin akan terjadi. Beberapa macam kategori yang harus kita ketahui yaitu diantaranya adalah jenis kapal yang digunakan, dimensi utama dari kapal itu sendiri, membawa muatan apa kapal tersebut, kemudian berlayar di daerah mana dll. Hal ini menjadi sangat penting karena kemungkinan besar tiap perbedaan kategori dari kapal yang kita analisa, maka akan berbeda pula berbagai analisa atau macam dari bentuk penanganan yang akan kita berikan.

Batasan yang berikutnya adalah kita harus mengetahui berbagai macam system serta fungsi dari kapal baik itu diluar maupun didalam. Batasan yang diberikan ini bertujuan agar kita dapat memilah-milah mana bagian yang dianggap memiliki kadar resiko yang tinggi dan mana yang tidak. Sebagai contoh pada bagian kamar mesin. Jelas pada bagian ini kita harus memberikan perhatian ekstra karena pada kamar mesin tingkat resiko terjadinya bahaya baik itu melalui mesin itu sendiri maupun dari bagian yang lain  adalah sangat tinggi. Contoh yang lainnya adalah tipe propulsi yang digunakan oleh kapal. Dengan mengetahui tipe propulsi yang digunakan maka kita juga akan tahu seberapa besar kadar ancaman serta bahaya yang akan timbul jika system propulsi tersebut mengalami kerusakan.

Kemudian yang selanjutnya adalah ship operation. Disini kita juga harus mendapatkan data-data mengenai system pengoperasian pada kapal. Apakah system navigasi berjalan dengan baik dan apa resiko yang harus diambil jika terjadi kerusakan dan langkah apa yang harus dilakukan. kemudian apakah port juga telah bersinergi atau berkomunikasi dengan baik terhadap setiap kapal, dan begitu juga sebaliknya. Hal ini sangat penting demi kelancaran operasi dari kapal itu sendiri.
Kemudian selanjutnya ada pengaruh luar terhadap kapal. Kita juga harus mendapatkan data-data atau paling tidak mengetahui apa-apa saja yang akan berpengaruh terhadap kapal khususnya yang berasal dari luar seperti bencana alam, wilayah yang dilewati apakah kapal dapat atau layak melewati wilayah tersebut,dll. 

Kemudian selanjutnya ada accident category. Jadi disini kita harus mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya suatu bahaya yang akan terjadi pada kapal. identifikasi tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi owner kapal langkah apa yang harus dilakukan agar kapal dapat meminimalisir bahaya terebut. Sebagai contoh, beberapa potensi bahaya yang mungkin terjadi pada kamar mesin (engine room) yaitu diantaranya adalah kebakaran pada kamar mesin, rusaknya main engine, kebocoran baik itu pada pipa-pipa dalam kamar mesin maupun kebocoran yang menyebabkan air laut dapat masuk ke dalam kamar mesin, ledakan. List tersebut nantinya akan menjadi pertimbangan langkah apa yang harus kita ambil agar meminimalisir terjadinya hal-hal tersebut. 

Yang terakhir adalah risk assessment consequeny yaitu merupakan konsekuensi yang harus kita berikan terhadap berbagai macam resiko atau bahaya yang dapat ditimbulkan pada kapal. setelah kita mengidetifikasi accident category seperti contoh diatas, maka kita baru akan membuat keputusan langkah apa yang harus dilakukan. Setiap bahaya dan resiko yang kita list sebelumnya, kita juga harus siap akan konsekuensi yang harus kita berikan agar peningkatan keamanan pada kapal dapat tercapai. Entah itu dengan cara menambah system safety yang baru atau dengan menggantinya dengan beberapa aturan yang harus dilakukan para awak kapal untuk menghindari bahaya tersebut. Selain itu, kita juga harus memperhitungkan besar kecilnya biaya yang akan kita keluarkan apakah sebanding dengan hasil atau keselamatan yang akan kita dapat nantinya baik itu dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

1 komentar: