Formal
Safety Assessment atau yang biasa disebut dengan FSA merupakan suatu struktur
dan metodologi sistematik yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan maritim.
Keamanan maritim disini termasuk diantaranya adalah perlindungan hidup,
kesehatan, serta berbagai macam peralatan dan bahan-bahan yang banyak digunakan
di bidang maritim. FSA dilakukan dengan cara menggunakan analisa resiko dan
pertimbangan untung rugi dari biaya yang akan kita keluarkan. FSA juga dapat
digunakan sebagai alat untuk membantu dalam evaluasi dari regulasi atau aturan
baru yang ditujukan untuk keamanan maritim dan perlindungan lingkungan marine
atau membuat perbandingan antara aturan yang sudah ditetapkan atau yang baru
akan dikeluarkan.
FSA dilakukan dalam
5 tahap yaitu :
- Mengidentifikasi berbagai bentuk ancaman yang mungkin terjadi. Jadi pada langkah pertama ini kita harus membuat daftar berbagai macam kemungkinan bahaya serta ancaman yang dapat terjadi pada dunia marine dan maritim. Daftar tersebut juga disertakan dimana kemungkinan bahaya itu terjadi.
- Langkah yang kedua adalah melakukan evaluasi dari berbagai macam ancaman dan bahaya tersebut. Dengan ini kita bisa mengantisipasi langkah apa yang seharusnya kita ambil untuk menangani dari berbagai macam faktor bahaya tersebut.
- Pemilihan control penanganan terhadap resiko atau bahaya yang mungkin terjadi. Jadi kita tidak sembarangan menentukan langkah apa meminimalisir bahaya yang mungkin terjadi karena jika kita salah dalam pemilihan langkah yang kita gunakan, bukannya mengurangi resiko dari bahaya tersebut melainkan akan menambah bahaya baik itu bagi diri kita maupun bagi lingkungan.
- Langkah yang berikutnya adalah menganalisa besar kecilnya biaya pengeluaran serta hasil yang akan kita terima yang berhubungan dengan peningkatan keamanan diri tiap personal maupun lingkungan sekitar. Jadi analisa ini sangat penting karena kita juga harus memperhitungkan dengan tepat besarnya biaya yang kita keluarkan apakah sebanding dengan nilai keselamatan yang akan didapat. Jika tidak, maka dapat dikatakan kita telah melakukan investasi sia-sia dan sebaiknya tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk memasang system keamanan demi peningkatan keamanan kita dan orang lain.
- Langkah yang terakhir adalah memberikan rekomendasi untuk membuat keputusan apa saja yang kita butuhkan untuk meningkatkan tingkat keamanan, apa sudah sesuai dan cocok dengan lingkungan dan orang-orang yang ada didalamnya, serta apakah biaya investasi dari system yang akan dipakai sudah sesuai dengan keamanan dan keselamatan yang akan kita terima baik itu jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Pengaplikasian
dari FSA mungkin relevan untuk diajukan
kepada pengatur atau pengontrol yang telah mencapai kesimpulan mengenai batas
waktu pembayaran kepada industry maritime. Metodologi FSA dapat diterapkan oleh
anggota pemerintahan atau organisasi dalam status kekeluargaan dengan IMO.
Ketika mengajukan perubahan atau amandemen untuk keamanan maritime, pencegahan
polusi dan berbagai respons yang berhubungan dengan IMO, analisa kesimpulan
dari berbagai proposal atau seorang komite berfungsi sebagai pemberi perintah untuk menyediakan keseimbangan dari
aturan framework. Selain itu juga untuk mengidentifikasi prioritas dan mengenai
tempat serta untuk menganalisa keuntungan dan kesimpulan dari perubahan
pengajuan proposal.
Hal diatas menunjukkan
bahwa FSA harus dapat diterapkan pada seluruh keadaan tapi pengaplikasiannya
dapat relevan untuk diajukan dimana mungkin kesimpulan akhir dari kondisi yang
ada masih jauh dari yang diharapkan. Naik itu dalam cost atau biaya yang
dikeluarkan maupun hal yang lainnya. FSA juga dapat berguna pada keadaan dimana
kita membutuhkan untuk mengurangi berbagai macam resiko tapi membutuhkan
keputusan yang tepat dengan apa yang dilakukan dengan tidak mengabaikan
perhatian kita terhadap project yang kita hadapi. Pada keadaan ini, FSA
memberikan kejelasan persepsi kepada anggota pemerintahan mengenai wilayah proposal
serta diikuti sebuah peningkatan keamanan berdasarkan apa yang mereka putuskan.
Setelah mengetahui
bentuk ancaman yang mungkin terjadi, kita juga harus mempertimbangkan beberapa
pendekatan terhadap masalah-masalah serta bentuk antisipasi dari masalah
tersebut yang mungkin dapat dilakukan agar meminimalisir terjadinya bahaya yang
dapat terjadi. Ada beberapa penjelasan mengenai hal ini. Penjelasan tersebut
akan coba didetailkan seperti penjelasan dibawah.
Luasnya pengaplikasian
dari metodologi ini harus seimbang dengan masalah yang terjadi. Tetapi sebelum
memulai aplikasi ini secara detail, pengaplikasian diharuskan relevan dengan kemungkinan
ancaman dan bahaya dari tipe kapal yang ada agar mencakup semua aspek dari
masalah-masalah yang mungkin muncul. Kapanpun ada ketidakpastian, sebagai
contoh penilaian tentang kevalidan data yang kurang maksimal, maka
ketidakpastian ini harus benar-benar menjadi bahan pertimbangan kita dalam
menggunakan FSA agar tepat guna dalam pemilihan system keamanan yang mungkin
digunakan.
Karakteristik dari
bahaya dan resiko yang mungkin akan timbul, keduanya harus bersifat kualitatif
dan kuantitatif serta keduanya harus memiliki penjelasan da perhitungan yang
konsisten dengan data yang tersedia. Selain itu, bahaya dan resiko yang mungkin
terjadi juga harus cukup luas untuk mencakup batasan atau area yang luas
mengenai beberapa opsi untuk mengurangi atau meminimalisir adanya resiko maupun
bahaya tersebut.
Selanjutnya,
pendekatan awal terhadap hal yang dianggap paling penting harus digunakan. Hal
ini dapat menjamin bahwa analisa yang dilakukan dengan tidak sesuai kaidah yang
dibenarkan harus diabaikan dengan menggunakan cara atau alat yang cukup simple
untuk menjalankan analisa awal, sehingga hasil yang didapatkan dapat digunakan
untuk mensuport pengambilan keputusan. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila support
yang diberikan sejalan dengan keputusan yang kita ambil. Apabila tidak, maka
kita harus menganalisa jangkauan masalah secara lebih mendetail. peringkasan
dari berbagai macam data akan sangat berguna sebagai persiapan dalam
pembelajaran masalah secara detail.
Ketersediaan data-data
penitng yang cocok untuk setiap langkah dari FSA merupakan suatu hal yang
sangat penting. Ketika data yang dipakai tidak tersedia, penilaian secara
maksimal, bentuk dan simulasinya dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai. Pertimbangan harus juga diberikan kepada data-data tersebut yang
mungkin telah siap digunakan oleh IMO (international Maritime Organisation) dan
secara potensial dapat mengembangkan data-data tersebut dalam pengantisipasian
dari penggunaan atau implementasi dari FSA.
Data mengenai laporan
kejadian tentang kesalahan dan kegagalan operasional mungkin menjadi salah satu
hal yang sangat penting bagi pembuat aturan agar lebih proaktif dan menerapkan
system efektif cost dalam implementasi dari FSA tersebut. Penilaian tentang
jumlah atau nilai data yang telah dikumpulkan harus diikutkan agar identifikasi
mengenai ketidakpastian seperti di awal tadi dan batasan-batasan masalah yang
yang diterapkan dapat ditempatkan atau digunakan pada data yang telah tersedia.
Sebelum melakukan
identifikasi mengenai berbagai ancaman maupun bahaya yang mungkin terjadi, kita
harus mengetahui batasan-batasan masalah yang akan kita hadapi. Pembahasan yang
akan diberikan dibawah ini akan lebih ditekankan batasan-batasan yang diberikan
pada kapal yaitu diantaranya :
1.
Kategori
kapal
2.
System
maupun fungsi pada kapal
3.
Ship
operation
4.
Berbagai
pengaruh luar pada kapal
5.
Accident
category
6.
Risk
assessment consequency
Batasan yang pertama
yaitu mengenai kategori kapal. Batasan mengenai kategori kapal ini sangatlah
penting karena hal ini juga akan mempermudah kita dalam melakukan analisis dan
identifikasi dari bahaya apa yang mungkin akan terjadi. Beberapa macam kategori
yang harus kita ketahui yaitu diantaranya adalah jenis kapal yang digunakan,
dimensi utama dari kapal itu sendiri, membawa muatan apa kapal tersebut,
kemudian berlayar di daerah mana dll. Hal ini menjadi sangat penting karena
kemungkinan besar tiap perbedaan kategori dari kapal yang kita analisa, maka
akan berbeda pula berbagai analisa atau macam dari bentuk penanganan yang akan
kita berikan.
Batasan yang
berikutnya adalah kita harus mengetahui berbagai macam system serta fungsi dari
kapal baik itu diluar maupun didalam. Batasan yang diberikan ini bertujuan agar
kita dapat memilah-milah mana bagian yang dianggap memiliki kadar resiko yang
tinggi dan mana yang tidak. Sebagai contoh pada bagian kamar mesin. Jelas pada
bagian ini kita harus memberikan perhatian ekstra karena pada kamar mesin
tingkat resiko terjadinya bahaya baik itu melalui mesin itu sendiri maupun dari
bagian yang lain adalah sangat tinggi.
Contoh yang lainnya adalah tipe propulsi yang digunakan oleh kapal. Dengan
mengetahui tipe propulsi yang digunakan maka kita juga akan tahu seberapa besar
kadar ancaman serta bahaya yang akan timbul jika system propulsi tersebut
mengalami kerusakan.
Kemudian yang
selanjutnya adalah ship operation. Disini kita juga harus mendapatkan data-data
mengenai system pengoperasian pada kapal. Apakah system navigasi berjalan
dengan baik dan apa resiko yang harus diambil jika terjadi kerusakan dan
langkah apa yang harus dilakukan. kemudian apakah port juga telah bersinergi
atau berkomunikasi dengan baik terhadap setiap kapal, dan begitu juga
sebaliknya. Hal ini sangat penting demi kelancaran operasi dari kapal itu
sendiri.
Kemudian selanjutnya
ada pengaruh luar terhadap kapal. Kita juga harus mendapatkan data-data atau
paling tidak mengetahui apa-apa saja yang akan berpengaruh terhadap kapal
khususnya yang berasal dari luar seperti bencana alam, wilayah yang dilewati
apakah kapal dapat atau layak melewati wilayah tersebut,dll.
Kemudian selanjutnya
ada accident category. Jadi disini kita harus mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan terjadinya suatu bahaya yang akan terjadi pada kapal.
identifikasi tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi owner kapal langkah
apa yang harus dilakukan agar kapal dapat meminimalisir bahaya terebut. Sebagai
contoh, beberapa potensi bahaya yang mungkin terjadi pada kamar mesin (engine
room) yaitu diantaranya adalah kebakaran pada kamar mesin, rusaknya main
engine, kebocoran baik itu pada pipa-pipa dalam kamar mesin maupun kebocoran
yang menyebabkan air laut dapat masuk ke dalam kamar mesin, ledakan. List
tersebut nantinya akan menjadi pertimbangan langkah apa yang harus kita ambil
agar meminimalisir terjadinya hal-hal tersebut.
Yang terakhir adalah
risk assessment consequeny yaitu merupakan konsekuensi yang harus kita berikan
terhadap berbagai macam resiko atau bahaya yang dapat ditimbulkan pada kapal.
setelah kita mengidetifikasi accident category seperti contoh diatas, maka kita
baru akan membuat keputusan langkah apa yang harus dilakukan. Setiap bahaya dan
resiko yang kita list sebelumnya, kita juga harus siap akan konsekuensi yang
harus kita berikan agar peningkatan keamanan pada kapal dapat tercapai. Entah
itu dengan cara menambah system safety yang baru atau dengan menggantinya
dengan beberapa aturan yang harus dilakukan para awak kapal untuk menghindari
bahaya tersebut. Selain itu, kita juga harus memperhitungkan besar kecilnya
biaya yang akan kita keluarkan apakah sebanding dengan hasil atau keselamatan
yang akan kita dapat nantinya baik itu dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang.
terima kasih ..mantul
BalasHapus