Senin, 03 Juni 2013

Fire Fighting System



Pendahuluan

Kebakaran merupakan salah satu hal yang paling berbahaya bagi kendaraan yang bergerak di laut khususnya kapal. Hampir seluruh kecelakaan pada kapal disebabkan oleh adanya kebakaran yang muncul dalam kapal tersebut. Dan kebakaran tersebut kebanyakan berasal dari kesalahan manusia (ABK) karena kurang berhati-hati dalam bekerja diatas kapal.
Munculnya kebakaran berasal dari tiga faktor :
  1. Sesuatu yang mudah terbakar
  2. Sumber api
  3. Adanya oksigen yang berasal dari udara
Tiga faktor ini memiliki hubungan saling terkait satu sama lain dimana apabila salah satunya tidak ada maka kebakaran tidak akan pernah terjadi. Jadi untuk meminimalisir munculnya kebakaran, maka harus menghilangkan atau tidak menggunakan salah satu faktor-faktor tersebut dalam jarak yang berdekatan.
Kebakaran dibagi menurut jenis material yang mampu menghasilkan titik-titik api. Pembagian tersebut diantaranya :
  1. Kebakaran yang berasal dari pembakaran kayu, cairan lilin, serta benda-benda furniture (Kelas A)
  2. Kebakaran yang berasal dari cairan yang mudah terbakar misalnya minyak pelumas serta bahan bakar (Kelas B)
  3. Kebakaran yang berasal dari adanya gas-gas yang mudah terbakar misalnya LPG atau Liquefied Petroleum Gas (Kelas C)
  4. Kebakaran yang berasal dari bahan-bahan logam yang mudah terbakar misalnya magnesium dan alumunium (Kelas D)
  5. Kebakaran yang berasal dari berbagai macam material yang memiliki atau berhubungan dengan tegangan tinggi (Kelas E)

Sistem Pemadam Kebakaran

Untuk mengatasi adanya kebakaran yang disebabkan oleh hal-hal diatas, terutama pada kapal, dilakukan tiga tahapan yaitu :
  1. Detection atau mencari serta mengetahui lokasi terjadinya kebakaran
  2. Alarm atau menginformasikan kepada ABK untuk mematikan segala hal, baik itu mesin atau yang lain, yang dapat memicu membesarnya api.
  3. Control atau mengontrol agar api tidak semakin membesar serta memadamkan api tersebut.


a. Detection
Untuk mengetahui lokasi terjadinya kebakaran maka digunakan fire detector yang hampir selalu ada pada tiap-tiap ruangan di kapal. Apabila suatu kebakaran dapat dideteksi dengan cepat maka akan lebih mudah untuk dikendalikan serta dipadamkan tanpa menimbulkan kerugian yang besar atau berbahaya bagi kapal. Jadi fungsi utama dari fire detector adalah untuk mengetahui atau mendeteksi adanya kebakaran yang terdapat di dalam kapal secepat mungkin agar kebakaran yang muncul lebih mudah ditanggulangi.
Cara kerja fire detector secara umum yaitu apabila terdapat asap, percikan api serta berubahnya temperatur sekitar menjadi panas maka alarm fire detector akan berbunyi dan hal tersebut akan membuat ABK tahu dimana letak terjadinya kebakaran.
Tiga hal yang membuat alarm dari fire detector berbunyi yaitu :
    1. Asap (Smoke detector)
    2. Percikan api yang sangat banyak (Flame detector)
    3. Perubahan temperatur sekitar menjadi sangat panas.(Heat detector)
  
i.                    Smoke detector
Pendeteksi asap atau yang biasa disebut Smoke detector terdiri dari dua bilik ionisasi yaitu satu bilik terbuka untuk atmosfer atau udara bebas masuk dan satu bilik tertutup. Satu bilik terbuka digunakan sebagai tempat masuknya atau pendeteksi awal adanya asap yang berasal dari api atau kebakaran. Sedangkan satu bilik tertutup digunakan sebagai tempat penghubung atau pemberi sinyal agar alarm detector berbunyi sebagai tanda adanya asap atau kebakaran. Smoke detector biasanya digunakan di ruang mesin, ruang akomodasi, dan ruang kargo.

ii.                  Flame detector
Pendeteksi nyala api atau yang biasa disebut Flame detector memiliki sifat yang berlawanan dengan Smoke detector. Flame detector biasanya digunakan untuk menjaga serta mencegah terjadinya bahaya akibat adanya percikan api. Flame detector menangkap sinar ultraviolet dan infrared yang berasal dari adanya percikan api yang ada di sekitarnya. Flame detector biasanya terdapat pada ruang peralatan kendali bahan bakar yang terdapat di kamar mesin.

iii.                Heat detector
Pendeteksi panas atau yang biasa disebut Heat detector dapat digunakan pada sejumlah bagian-bagian penting yang berhubungan dengan bagian pengoperasian kapal. Detector yang paling banyak digunakan untuk saat ini adalah Detector untuk pengaturan temperatur naik atau rata-rata dari kenaikan temperatur pada suatu waktu. Jadi, apabila di lingkungan sekitar terjadi kenaikan temperatur yang melebihi batas yang telah ditentukan, maka alarm dari detector tersebut akan berbunyi. Heat detector biasanya terdapat pada dapur dan tempat pengeringan dimana detector tipe lainnya akan kurang tepat bila diletakkan di tempat-tempat tersebut.

b. Alarm
Sistem alarm berhubungan dengan fire detector yang terhubung dengan sirkuit-sirkuit elektrik yang dapat membunyikan bel yang terdapat pada alarm hanya dengan menggunakan sinyal elektrik. Bel ini akan berbunyi di kamar mesin apabila terdapat sumber api atau terjadi kebakaran disana. Kebakaran yang terdapat di ruangan lain akan menyebabkan bel di sekitar anjungan kapal akan berbunyi. Adanya alarm akan mempermudah ABK pada kapal untuk melakukan sesuatu untuk menanggulangi adanya kebakaran tersebut.



 Gambar 1. Alarm
 
c. Control 
Ada dua peralatan dasar yang tersedia di kapal untuk mengontrol atau menanggulangi kebakaran yaitu Small portable extinguishers dan Large fixed installations. Small portable extinguishers merupakan tabung pemadam kebakaran yang berukuran kecil, yang dapat dibawa kemana-mana serta mampu memadamkan api secara cepat dan tepat. Sedangkan Large fixed installations digunakan ketika Small portable extinguishers tidak dapat mengatasi kebakaran yang terjadi, dengan kata lain Large fixed installations digunakan untuk memadamkan kebakaran yang sangat parah atau sangat berbahaya. Ada berbagai macam portable dan fixed fire fighting yang akan dibahas selanjutnya.

Peralatan pemadam kebakaran
i.                    Portable extinguishers
Ada empat macam portable extinguishers yang biasanya digunakan di kapal yaitu Soda-acid (Asam-soda), foam (busa), dry powder (bubuk kering), dan carbon dioxide extinguishers (gas karbon dioksida.)
 





 Gambar 2. Portable fifi

a.       Soda-acid extinguishers (Pemadam kebakaran menggunakan asam soda)
Isi dari tabung pemadam kebakaran ini adalah berupa larutan sodium bikarbonat. Mekanisme penghisap digunakan pada penggunaan pemadam kebakaran yang berjenis soda-acid sehingga ketika alat penghisap yang terbuat dari kaca dipecahkan, maka asam dan sodium bikarbonat tercampur. Hasil reaksi kimia yang terjadi menghasilkan gas karbon dioksida yang bertekanan tinggi sehingga cairan akan terdesak keluar melewati internal pipe dan menuju nozzle. Alat ini banyak ditemukan di ruang akomodasi


b.      Foam extinguishers (Pemadam kebakaran menggunakan soda)
Terdiri dari dua macam yaitu :
i.                    Foam extinguishers-chemical
Isi dari pemadam kebakaran jenis ini adalah campuran dari cairan sodium bikarbonat dan alumunium sulfat. Tabung yang berada paling dalam diselimuti oleh penutup atau cap yang terhubung dengan pipa penghisap. Ketika pipa penghisap terbuka, maka cap tersebut akan lepas. Kemudian alat ini akan mencampurkan dua macam cairan yang ada didalamnya. Gas karbon dioksida dihasilkan oleh reaksi yang berasal dari tekanan tinggi dari tabung dan akan mendesak busa keluar dari tabung.

ii.                  Foam extinguishers-mechanical
Di bagian terluar dari tabung ini berisi air. Pada tabung sentral terdapat gas karbon dioksida dan cairan busa. Mekanisme pendesak atau pendorong terdapat diatas tabung pusat. Ketika diberi tekanan yang tinggi, karbon dioksida dikeluarkan dan cairan busa akan tercampur dengan air. Kemudian keduanya akan ditekan keluar melewati nozzle khusus. Pemadam jenis ini memiliki pipa internal dan dioperasikan di bagian atas. Alat ini banyak ditempatkan di sekitar tempat-tempat yang mengandung atau terdapat cairan-cairan yang mudah terbakar.
  

Gambar 3. foam extinguisher


c.       Dry powder (Pemadam kebakaran menggunakan bubuk kering)
Pada bagian tabung lapis terluar berisikan dengan bubuk sodium bikarbonat. Kapsul yang berisikan gas karbon dioksida berada di bawah mekanisme peghisap yang ada di central cap. Ketika penghisap ditekan, gas karbon dioksida akan mendorong bubuk sodium melalui pipa dan keluar melalui nozzle. Pemadam kebakaran jenis ini dapat digunakan di berbagai macam penyebab kebakaran akan tetapi ini tidak memberikan efek pendingin. Alat ini biasanya berada di dekat peralatan listrik yang berada di kamar mesin dan di beberapa bagian dari kapal.

d.      Carbon dioxide extinguishers (Pemadam kebakaran menggunakan CO2)
Tabung pelapis yang sangat kuat digunakan untuk menyimpan cairan karbon dioksida bertekanan rendah. Pipa utama berfungsi sebagai tempat atau jalan keluarnya karbon dioksida yang ditekan oleh alat penghisap sehingga katup akan terbuka oleh karena ditekannya pelatuk. Cairan tersebut akan berubah menjadi gas yang akan keluar dari tabung pemadam ini yang kemudian akan melewati pipa dan akan tertampung di horn. Apabila pelatuk pada horn dibuka, maka gas karbon dioksida tadi akan keluar. Alat ini banyak terdapat di kamar mesin dan tempat perlengkapan serta peralatan elektrik. Alat ini tidak diperbolehkan berada di ruang akomodasi serta di ruang perbatasan karena hal tersebut bisa membahayakan ABK dan awak penumpang lainnya yang mungkin bisa menyebabkan kematian.

Gambar 4. pemadam bubuk kering 

ii.                    Fixed Installations
Ada beberapa perbedaan antara fixed fire fighting installation dan portable extinguishers, diantaranya adalah desain pengkhususan untuk beberapa tipe kapal. Pembagian instalasi pemadam kebakaran akan dibahas pada sub bab di bawah ini.

a.       Fire main
Sistem pemasukan air laut ke dalam pipa pemadam kebakaran ditempatkan pada setiap kapal. Beberapa pompa pada kamar mesin akan disusun atau ditata untuk membantu memasukan air ke dalam sistem tersebut. Mulai dari jumlahnya, kapasitas yang diperbolehkan, semuanya diatur oleh badan perundang-undangan (Department of Transport for UK registered vessels). Pompa darurat yang digunakan untuk memadamkan api juga ditempatkan di kamar mesin. Pada tiap sistem pengeluaran pemadam kebakaran terdapat katup-katup yang terisolasi yang berada disekeliling kapal dan pipa air dengan tepat akan mengunci penghubung yang ditempatkan berdekatan dengan nozzle. Hampir di seluruh area kerja diatas kapal sedemikian hingga tertutup dan pasokan air laut dapat dibawa untuk digunakan sebagai pemadaman api pada tiap titik di bagian kapal.
Nozzle jet atau spray akan disetel untuk menyediakan penyemprot air yang dapat digunakan untuk melawan api serta mendinginkannya tanpa harus disemprotkan.

b.      Automatic water spray
Penyemprot otomatis atau biasa disebut dengan sistem penyembur menyediakan hubungan dari kepala penyemprot yang melewati daerah yang terlindungi. Sistem ini mungkin digunakan di ruang akomodasi dan di kamar mesin dengan berbagai macam variasi yang berdasarkan kegunaan dari peralatan tersebut serta metode atau cara pengoperasiannya.
Ruang akomodasi diberi alat ini yang mampu melakukan deteksi sekaligus memadamkan api. Di bagian kepala pada alat ini ditutupi oleh semacam kaca / bola lampu yang isinya berupa cairan yang bisa mengembang secara cepat saat terkena panas. Ketika panas membuat cairan tadi berkembang, maka penutup kaca tadi akan pecah yang kemudian akan keluarlah air dari alat tersebut yang berasal dari sistem penyembur yang berisikan air laut. Air laut tadi ditampung di tangki air yang diberi tekanan udara yang cukup tinggi. Sistem penyembur ini terus diisi oleh air yang segar untuk mengurangi adanya efek korosi.
 




  Gambar 5. Automatic water spray


c.       Foam systems
Sistem penyemprot busa atau biasa disebut Foam spreading systems dibuat agar cocok dengan sistem kebutuhan yang ada di kapal dengan memperhatikan jumlah busa yang dibutuhkan, area yang harus dicakup, dll. Mechanical foam atau busa mekanik merupakan semacam zat kimia yang terbentuk dengan cara mencampurkan busa yang terbuat dari cairan dalam jumlah yang besar. Pencampuran yang terjadi di udara akan menimbulkan gelembung-gelembung udara yang akan berbentuk busa nantinya.  
Pada sistem ini, pencampuran air dan busa yang dilakukan dalam ruangan atau tempat tertutup yang kemudian busa hasil pencampuran dengan air tadi akan disalurkan ke tabung pemadam kebakaran agar bisa digunakan. Tangki penampung busa dilindungi oleh penutup agar isi didalamnya terlindung dari keadaan lingkungan luar yang buruk. Untuk mengoperasikan sistem ini yaitu dengan membuka dua katup yang saling terhubung dan pompa pemadam akan hidup. Pencampuran busa ini diukur dengan baik oleh automatic inductor unit. Pompa pemadam dan tangki penampung tadi harus terletak diluar dari ruangan yang terlindungi atau tercover tadi.

d.      Carbon dioxide flooding
Sistem ini digunakan untuk memindahkan oksigen yang berada di area perlindungan yang kemudian akan dilakukan pemadaman api. Gas karbon dioksida disimpan sebagai cairan dengan tekanan rendah yang berada didalam silinder. Volume ruangan yang akan dilindungi menentukan banyaknya tabung silinder yang dibutuhkan dalam ruangan tersebut. Secara umum, alat ini digunakan untuk melindungi ruang kargo dan kamar mesin.
Sistem pada ruang kargo secara normal disusun untuk tempat mendeteksi asap, alarm, dan pengaliran karbon dioksida. Pipa kecil untuk saluran udara yang berasal dari ruang kargo akan diarahkan menuju kamar-kamar. Udara didapatkan dari beberapa bagian dari kipas-kipas kecil dan tiap pipa digunakan untuk saluran dari udara tadi. Apabila asap masuk kedalam ruangan yang terdapat saluran udara tadi, maka alarm akan mati.
Lokasi kebakaran dapat diketahui di anjungan kapal dan katup ruang distribusi yang dioperasikan pada bagian anjungan kapal. Katup ini akan mematikan pipa udara dari anjungan dan membuka karbon dioksida yang dijalankan oleh suatu sistem yang menggunakan baterai.
Sistem pada kamar mesin dibuat agar dapat memberhentikan sumber daya pada sistem yang ada. Sebelum gas dibuang, ruangan harus dalam keadaan kosong dari ABK dan tidak diisi oleh udara (kedap udara). Katup penutup di tempatkan pada penutup udara di tiap ruangan.

3 komentar:

  1. bermanfaat sekali, tapi yang belum ada kapal yang untuk beroperasi di sumur-sumur minyak

    BalasHapus
  2. Terima kasih informasinya
    Saya mau tanya kalo untuk panel fire alarm apakah harus ada spek tertentu dalam artian harus UL atau semacamnya

    BalasHapus
  3. Bermanfaat sekali tapi ada yg belom di bahas kebakaran yg disebabkan oleh listrik

    BalasHapus