Memadamkan
kebakaran di kapal mungkin menjadi sebuah pertaruhan antara hidup dan mati
karena semua orang yang berada di atas kapal (awak kapal) berada ditengah
lautan tanpa ada yang bisa membantu dirinya untuk selamat apabila terjadi
kebakaran. Mereka semua hanya
mengandalkan sistem dan tenaga yang ada untuk selamat dari kebakaran di atas
kapal. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan strategi khusus untuk menanggulangi
serta mencegah hal yang tidak diinginkan. Strategi ini harus diikuti atau
dijalankan apabila dalam keadaan memadamkan kebakaran diatas kapal. Hal ini
meliputi empat aspek yang harus dicakup yaitu, pencarian lokasi kebakaran
(locating), menginformasikan adanya kebakaran (informing), usaha untuk mencegah
meluasnya titik api (containing), dan yang terakhir adalah memadamkan api
(extinguishing).
Lokasi
kebakaran dapat dideteksi dengan beberapa peralatan dan sistem yang ada di
hampir seluruh bagian kapal. Cara yang paling sederhana adalah mengetahui adanya asap baik itu melihat secara langsung maupun
lewat bau asap yang begitu menyengat. Petugas yang ada harus selalu waspada
terhadap dengan bahaya dari terjadinya kebakaran dan harus lebih cepat tanggap
untuk mengatasi hal tersebut. Di beberapa tempat di kapal, dapat terkena atau
rentan terjadi kebakaran sehingga di tempat-tempat tersebut harus selalu dicek
keadaanya secara rutin.
Ketika
terdeteksi, adanya kebakaran harus segera diketahui oleh seluruh awak kapal.
Hal ini sangatlah penting karena seluruh awak kapal bisa segera bersiap untuk
memadamkan api yang ada. Ketika api masih terlihat tidak terlalu besar, maka
yang menemukan atau melihat adanya titik api tadi harus segera memberitahukan
awak kapal yang lainnya dengan cara berteriak tentang adanya kebakaran di
tempat yang dapat didengar oleh seluruh awak kapal. Siapapun yang melihat
adanya kebakaran di kapal harus bisa cepat memutuskan apakah api tersebut bisa
dimatikan dengan segera atau membutuhkan tenaga pemadam untuk memadamkannya.
Di
beberapa bagian kapal, ada tempat-tempat yang dapat menghasilkan api atau
kebakaran. Pada sekat dan dek penahan api merupakan tempat yang mungkin dapat
menimbulkan adanya percikan api. Hal ini berarti, di daerah sekitar tempat
tersebut harus lebih disiapkan adanya personel yang berjaga-jaga untuk
mengantisipasi terjadinya kebakaran agar mereka dapat dengan segera memadamkan
api apabila terjadi kebakaran. Semua pintu dan ruangan yang terbuka harus
segera ditutup, semua ventilasi dan kipas pembuangan uap harus segera dimatikan
dan bahan-bahan yang mudah terbakar harus segera diamankan dari daerah yang
terjadi kebakaran.
Kebakaran
yang kecil biasanya dapat dengan mudah dipadamkan tetapi juga dapat dengan
mudah menjadi kebakaran yang besar, sehingga pemadam kebakaran harus memikirkan
cara yang mana serta menggunakan peralatan apa untuk memadamkan api secara
efektif. Strategi memadamkan kebakaran ada bermacam-macam bergantung pada lokasi
terjadinya kebakaran.
Ada beberapa lokasi di kapal yang rawan
terjadinya kebakaran yaitu diantaranya ruang akomodasi, kamar mesin serta ruang
kargo.
1. Ruang
Akomodasi
Ruang Akomodasi dibuat dengan material
atau bahan-bahan yang menggunakan air atau soda-asam untuk memadamkan api
apabila terjadi kebakaran. Akan tetapi jalur-jalur listrik harus diamankan
terlebih dahulu apabila akan menggunakan air untuk memadamkan api. Semua
ventilasi dan kipas pembuangan harus dimatikan. Pipa air yang tersalurkan ke
water spray di tiap ruangan harus di setel dalam kondisi pendingin maksimum
agar api lebih mudah dipadamkan.
Di dapur juga rentan terjadi kebakaran
akan tetapi api yang dihasilkan akan berbeda dengan api yang dihasilkan di
ruang akomodasi. Untuk memadamkan api yang berasal dari dapur yang kebanyakan
berasal dari minyak, lemak makanan dan lainnya, membutuhkan pemadam kebakaran
berjenis busa, bubuk kering atau karbon dioksida. Kebakaran akan cepat meluas
dengan membakar peralatan masak seperti kompor gas yang berpotensi menyebabkan
api akan semakin membesar dan meluas.
2. Kamar
mesin
Kebakaran di kamar mesin membutuhkan
pemadam kebakaran berjenis busa. Hanya api atau kebakaran yang kecil saja yang
dapat diatasi dengan tanpa alat pemadam. Alarm harus segera dibunyikan dan
harus segera diinformasikan apabila terjadi kebakaran di kamar mesin. Kipas
ventilasi harus dimatikan, tangki-tangki minyak yang berada disana harus segera
ditutup dan diamankan, dan mendinginkan mesin dengan menyemprotkan air. Pemadam
berjenis busa tadi harus digunakan pada api secara langsung agar api cepat
padam. Water spray juga dapat digunakan untuk mendinginkan daerah di sekitar
api.
3. Ruang
Kargo
Tangki minyak baik itu dalam kondisi
terisi penuh atau dalam kondisi kosong, sangat berpotensial menghasilkan adanya
kebakaran. Kebakaran yang disebabkan oleh tangki sudah tidak diragukan lagi
akan menghasilkan ledakan yang menyebabkan kebakaran. Penggunaan pemadam
berjenis busa akan lebih efektif karena
selain untuk memadamkan api, juga digunakan untuk mendinginkan area disekitar
terjadinya kebakaran serta mampu mencegah meluasnya api.
Pencegahan kebakaran yang berasal dari ledakan
merupakan prasyarat utama pada tangki minyak dengan acuan jumlah gas
hidrokarbon yang berada didalam tangki tidak boleh melebihi batas yang
diperbolehkan. Dengan menjaga tekanan atmosfer dalam tangki yang mampu
menimbulkan ledakan, maka akan kecil kemungkinannya api atau ledakan akan
terjadi. Hal yang biasa dilakukan untuk menjaga tekanan atmosfer pada tangki
yaitu dengan mengganti oksigen dengan gas yang bersifat lembam dan mungkin bisa
dengan efektif mencegah terjadinya kebakaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar